Avatar

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. Sign in or register to get started.

Badges

First AnniversaryName DropperFirst Comment

GwenM

About Me

Nama saya Gwendolyne Muljono. Saya bersekolah di Jakarta Intercultural School, dan akan di kelas 12 tahun ajaran yang akan datang. Saya lahir dengan gangguan pendengaran sangat berat di Hong Kong, disebabkan oleh infeksi virus CMV (cytomegalovirus), ketika ibu saya sedang hamil di trimester yang ketiga. Saya mendapat Alat Bantu Dengar (ABD) saat saya 9 bulan, diikuti oleh Auditory Verbal Therapy (AVT) di usia 11 bulan. Sayangnya, ABD tidak bisa membantu saya mendengar & mendeteksikan suara, termasuk suara percakapan. Karena itu, saya kemudian disarankan untuk diberikan teknologi yang lebih baik & powerful daripada ABD, yaitu implan kohlea. Di usia 18 bulan, saya mendapat implan kohlea di telinga kanan. Kemudian, saya mendapat implan kedua di usia 12 tahun. Saya berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Inggris, karena itu merupakan bahasa pertamaku. Dan sejak kelas 10 saya juga mulai mempelajari Bahasa Indonesia formal di sekolah. Karena saya masih balita saat mendapat implan pertamaku, orangtua saya membuat keputusan implan koklea untuk saya. Mereka ingin saya mendengar dan belajar berbicara melalui mendengarkan. Mereka ingin saya berkomunikasi dengan bahasa lisan (oral) dan hidup berkualitas seperti anak-anak lainnya. Orang tua saya memiliki impian dan visi bahwa akan ada keterbatasan, walaupun saya terlahir tuna rungu. Untuk implan kedua, orangtuaku mencoba berdiskusi dengan saya tentang itu, tapi awalnya saya tidak menginginkannya, karena saya takut dengan operasi. Tapi setelah mendapat implan kedua, saya menyadari tentang manfaat mendengar dengan kedua telinga (bilateral), yaitu: kualitas suara yang leibh baik dan juga bisa mendengar ucapan yang lebih jelas, terutama di dalam diskusi dan debat di ruang kelas, di dalam lingkungan yang terbuka & berisik dan ketika bersosialisasi dengan teman-teman saya. Dengan kohlea implanku, saya tidak merasa terlalu banyak perbedaan dibandingkan dengan individu dengan pendengaran normal. Saya bisa mendengar dan berkomunikasi menggunakan bahasa oral, seperti orang pendengaran normal lainnya. Saya bisa bersosialisasi dan melakukan hal yang menyenangkan dengan teman saya, seperti bergaul di mal, nonton film, mengobrol di kafe, pesta-pesta di sekolah, water sports di Bali, dll. Pendengaran telah menjadi kepribadian total saya. Jika saya tidak bisa mendengar (saat saya tidak mengenakan alat implan kohlea disebabkan oleh alasan-alasan tertentu) untuk waktu yang lama (terutama di tempat umum), saya akan merasa tersesat dan juga merasa seperti saya “missing out on things”. Contohnya, saat menonton film, walaupun ada subtitle yang bisa dibacakan, saya masih ingin memakai implanku karena tidak menyenangkan menonton film tanpa suara. Saya benar-benar berterima kasih kepada orang tua saya untuk keputusannya memasangkan implan kohlea untuk saya saat berusia sangat muda. Karena tanpa itu, saya tidak akan menjadi diri saya hari ini. Dengan ini, saya ingin menginspirasi yang lain untuk mendapatkan pendangaran optimal melalui ABD atau implan kohlea, untuk diri sendiri ataupun orang yang dicintai. Pendengaran sangat penting, dan tanpanya, kita akan menghadapi banyak hambatan di dalam kehidupan kita. Tapi dengan pendengaran maksimal, kita pasti akan mencapai potensi sepenuhnya dan bisa memiliki kualitas hidup, seperti orang pendengaran normal lainnya.

About

Username
GwenM
Joined
Visits
21
Last Active
Roles
Member, Mentor
Points
13
Badges
3

Activity

  • Not much happening here, yet.