dwii ✭
About Me
Saya adalah ibu dari Nadifa Kamilia. Anak kami mengalami gangguan pendengaran sangat berat (105 db ki-ka), karena virus Cmv dan Rubella dalam kandungan. Selain mengalami gangguan pendengaran, virus tersebut juga mengakibatkan Nadifa mengalami GDD / keterlambatan perkembangan saat bayi. Belakangan, melalui pemeriksaan MRI diketahui Nadifa juga mengalami kelainan White matter disease pada otaknya akibat virus tersebut. Dengan semua kesulitan ini, kami menyadari bahwa Nadifa mungkin tidak dapat berkembang secepat teman-temannya. Lalu mengapa kami tetap memberikan implan koklea untuk Nadifa? Karena kami ingin Nadifa dapat mendengar dengan lebih baik. Sebelumnya, Nadifa telah menggunakan ABD selama lebih dari 3 tahun, dan hasilnya ia hanya mampu merespon suara-suara keras saja, belum ada satu kata pun yang mampu ia ucapkan hingga usia 5 tahun. Walau begitu, kami tetap berusaha memberikan terapi/stimulasi agar ia dapat berbicara. Dan karena saat itu respon dengarnya kurang bagus, kami memberikan terapi dengan metode visual / lip reading. Saat itu target kami cuma satu : Nadifa bisa bicara, sebuah target yang belakangan saya sadari sangat egois. Ya, egois, karena kami hanya menuntutnya bisa bicara, namun kami tidak memperhatikan kebutuhannya mendengar. Kami membiarkannya menggunakan alat bantu yang kami tahu tidak memberi manfaat yang maksimal untuknya. Hingga suatu hari, ada sebuah kejadian yang menyadarkan kami bahwa mendengar itu sangat penting. Di suatu siang, ketika Nadifa sedang belajar, mungkin ia merasa bosan atau mengantuk, lalu ia tidak mau melihat ke arah gurunya, hingga pelajaran pun tidak bisa diteruskan. Mengapa? karena metode visual / lip reading mengharuskan anak melihat ke arah lawan bicaranya. Hal itu terjadi berkali-kali. Hingga saya pun mulai berfikir, seandainya Nadifa bisa mendengar dengan baik, tentu ia tetap bisa belajar meskipun tanpa melihat gurunya. Stimulus suara tetap bisa diberikan sekalipun anak tidak melihat ke arah wajah gurunya. Melalui berbagai pertimbangan, akhirnya kami mantap memberikan implan koklea untuk Nadifa, tepat di saat usianya 6 tahun. Saat ini Nadifa sudah menggunakan implan koklea selama 1 tahun lebih. Kemampuan mendengarnya jauh berbeda dari sebelumnya. Sekarang ia mampu mendengar hampir semua suara, keras maupun lemah. Sangat menakjubkan ketika bisa melihatnya merespon suara koin jatuh, suara rintik hujan di luar rumah, hingga suara minyak saat saya sedang menggoreng di dapur. Saya selalu terharu melihatnya sangat antusias mendengar suara jengkerik di malam hari, suara burung, atau suara-suara asing yang belum pernah didengarnya, dan ia selalu bertanya, "itu apa?". Meski untuk mampu berbicara dengan lancar, masih butuh perjuangan sangat panjang, setidaknya saya sangat bersyukur melihatnya bahagia mendengar suara-suara indah di sekelilingnya.
About
- Username
- dwii
- Joined
- Visits
- 120
- Last Active
- Roles
- Member, Mentor
- Points
- 17
- Badges
- 3