Pejuang tangguh.
EstriS
✭
in Diskusi Umum
Sebuah tanya bagi kita, orang tua yang mempunyai anak dengan gangguan dengar. Anak yang luar biasa.
Sudahkah aku menjadi pejuang tangguh untuk anakku yang luar biasa...?
Sudahkah aku menjadi pejuang tangguh untuk anakku yang luar biasa...?
Comments
Makasih Mama @EstriS untuk mengingatkan, "Seberapa Tangguh" kita sebagai orangtua...
Lantas, saya jadi bertanya-tanya... rasa jenuh, putus asa pasti ada ya Ma?
Mungkin, mama @EstriS bisa berbagi tips dan trik untuk mengatasi rasa jenuh itu.
Semua rasa itu pasti ada, bagi saya pribadi dan mungkin juga untuk semua orang tua seperti saya.
Namun, ketika sebuah pertanyaan sederhana itu mencuat untuk saya, sudahkah aku menjadi pejuang tangguh untuk anakku, Effrata.
Belum mampu ku jawab sepenuhnya.
Mengapa, karena perjuanganku belum selesai, perjuanganku masih dalam proses , proses yang seiring waktu harus tetap kami lakukan dan perjuangkan. Proses yang harus bertumbuh dan terus diusahakan seiring perkembangan anak.
Dalam berproses itu setiap waktu, setiap saat dan setiap hari adalah belajar, belajar dan belajar. Baik bagiku pribadi juga bagi Effrata.
Dari belajar bersama , terapi bersama, berpikir bersama atau memandang beberapa hal dalam sudut pandang yg berbeda dan kemudian mengulasnya.
Effrata sdh remaja, hampir 17 tahun. Jadi banyak hal2 yang secara pribadi dia menganggap dia sdh mampu sendiri.
Hal ini membanggakan bagiku, namun ini juga menjadi kekuatiranku. Benarkah dia mampu. Benarkah dia bisa, benarkah dia sanggup, benarkah tidak terjadi apa2 padanya, fisiknya, mentalnya dan seabrek kekuatiran dari seorang ibu.
Mungkin kekuatiran ini wajar di pandang bukan, apalagi seorang ibu. Apa lagi kondisi anak yg luar biasa.
Tapi jika saya mau jujur pada diri sendiri, inilah yg menghalangi langkah saya untuk menjadi ibu yang tangguh bagi Effrata.
Kekuatiran saya, rasa cinta yg tiada batas membuat saya membelenggu kemampuan dia.
Dan inilah yg membuat saya harus juga belajar dan terus belajar menjadi ibu yang tangguh untuknya.
Ini adalah untuk saya, dengan usia Effrata yg sdh remaja. Dan tentunya berbeda pengalaman dan rasa dengan para orang tua yang usia kecil, balita dan anak2.
Masing2 mempunyai kejenuhan, putus asa dan mungkin juga rasa kegagalan.
Namun mbk Restu, ketika semua proses itu kita jalani dengan hati, kesabaran, semangat, cinta dan pengharapan, niscaya akan mendapatkan hasil, dan mendapat jawab sejauh mana kita menjadi ibu, bapak dan orang tua tangguh bagi anak2 kita.
Meski kadang ada sedih, ada luka dan ada air mata. Yang pasti tetap semangat, maju terus pantang mundur.
Nah, mungkin ini adalah tips dan trik dari saya mbk Restu. Semoga berguna untuk kita semua.
Salam super.
Mama Effrata