Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. Sign in or register to get started.

Hari Implant Koklea Internasional, 25/02/2017, #remarkablerecipient #realABrecipient #ABWowMomen

AsriRAsriR admin
edited Februari 2017 in Diskusi Umum

Tanggal 25 Februari 2017 lalu, bertepatan dengan Hari Implant Koklea Internasional, setelah sekian tahun terjun di dunia pendengaran, termasuk implant koklea, kalau bicara #WOWMoment terutama #ABWOWMoment, saya mungkin sanggup bercerita satu hari penuh, tentunya jika yang mendengarkan tidak bosan ya.

ABWowMomen saya, adalah ketika seseorang bertanya, "Kok bisa sih Mbak, sekian tahun ngurusin orang budek?" Saya bangga menjawab "saya tidak pernah menganggap ini sebagai pekerjaan, ini adalah bentuk tanggungjawab saya terhadap lingkungan, kalau ternyata saya dapat bayaran, itu penghargaan", setidaknya ketika ada anggota keluarga yang mengalami gangguan pendengaran, saya bisa memberikan informasi yang tepat, bukan malah menyuruh mereka datang ke pengobatan alternatif yang belum tentu jelas. Saya ga mau kalau nanti ada kerabat, atau tetangga saya yang dikemudian hari bilang "Coba saya dulu tanya ke Mbak"

ABWowMomen saya lainnya, ketika orangtua mengabarkan perkembangan anak-anak mereka, seringnya langsung aja airmata haru keluar, kalau anak kekinian heboh "me time" sebagai mood-booster, ya saya juga perlu sih "me time" hahahaha, tapi melihat semangat luar biasa dari orangtua ini, bikin saya yang kadang kehilangan semangat, langsung melek dengan ide ide... Tuh kan, betul yang dibilang orang, kalau kita menularkan energi positif, maka hilang semua energi negatif.

Terimakasih Bapak/Ibu pengguna AB, Terimakasih selalu menularkan energi positif kepada saya. Sehat dan Semangat selalu!!

Asri Restu

Comments

  • Mungkin #WOWmomen saya itu.....
    Ketika saya adalah seorang sarjana kedokteran, yang memilih 100% mendukung anak saya yang tuli pendengarannya. Harus berbalik arah, belajar teknologi cochlear implant yg digunakan anak saya.
    Mungkin tidak menjadi dokter (praktek dirumah maupun rs pd umumnya) dalam bidang medis yang dlm artian sesungguhnya, melainkan dokter pribadi dlm artian merawat mendidik dgn ikhlas dan tulus anak saya yg memakai cochlear implant demi mewujudkan cita2nya kelak.

    ABWowMomen saya lainnya, disaat teman sejawat saya mengatakan, "gak sayang dengan pendidikan tinggi dan akhirnya hanya mengurus anak tanpa praktek dsb????"

    Jawab saya "saya lebih sayang pada keluarga terutama anak saya, dari pada pendidikan dokter saya..."
    Hahahaha

  • AsriRAsriR admin
    edited Februari 2017

    Ya ampun mama @Sarie_aqilla , baru tau kalo Mama Aqil dokter, astagaaa malu-maluin banget deh saya, maaf ya.

    Salut banget sama Mama @Sarie_aqilla, saya ga bisa ngebayangin kalo saya yang mesti ngadepin pertanyaan "menghakimi" model gitu. Luar biasa.

    Terus jadi penasaran deh, gimana "drama" waktu di awal-awal pas banting setir bu? hahaha

  • Hahahahahhaa
    Benar sekali mbak @AsriR
    Dramanya bukan berasal dari orang lain, melainkan drama dari diri sendiri.
    Mengorbankan cita2, ego, emosi dan harapan blah blaa blaa yg selama ini di impi2kan..

    Disaat sudah deal dgn diri sendiri baru bisa move on dengan anak..
    Naah disaat org lain cuap2 ttg saya, karena saya nya jg sudah bs move on, segalanya menjadi lebih ringan dan legowo.. hehehehe

    Sampai akhirnya kata pepatah itu benar.
    "Cinta itu butuh pengorbanan"
    Hahahaha
    Salam SuperMom

  • ABWowMomen Saya Adalah, Ketika pertama kali anak divonis Tuna Rungu dan saya harus menjalani ikhtiar kesana kemari tanpa didampingi suami (karena bekerja di Luar Pulau)... itu rasanya luar biasa iktiar dari mulai memasangkan ABD usia 1 tahun , menjalani pengobatan medis 1 tahun yg setiap berobat mulai jam 19:30 mengantri dan biasanya berakhir di jam 23++ itu luar biasa nunggunya....melihat hasil perkembangan anak per 3 bulan kadang naik kadang turun itu amat sangat memainkan emosi, dan ketika akhirnya saya memutuskan untuk melakukan CI dengan Pro dan Kontra dari Pihak keluarga tapi saya berusaha meyakinkan mereka bahwa Insya Allah ini adalah pilihan terakhir semoga Allah melancarkan semuanya, niat saya hanya ingin memberikan yg terbaik saat itu walaupun Dana masih di awang2 tapi dalam 1 bulan itu Alhamdullilah bisa memperoleh Dana yg diharapkan dihari hari terakhir program Promo, dan masih berharap pas telpon masih bisa ga dan Alhamdullilah bisa itu sesuatu banget buat saya. diantara aktifitas Mengatur jam kerja senin s.d jumat dan di hari sabtu melakukan terapi hari minggu baru istirahat....lelah, cape iya pastinya ...menyesal? nggaklah karna saya ingin anak saya bisa bicara jadi lelahnya hilang terbayar setelah anak berhasil melewati tahapan2 bicara...apalagi ketika anak mulai konsisten bilang MAMA karna momen ini adalah yang saya tunggu setelah 4 tahun....
    ABWOwMomen selanjutnya adalah ketika beberapa teman saya berkata ko saya bisa tegar gak ada sedih2nya, dan ketika melihat teman2 saya meneteskan air mata melihat kondisi anak saya ,saya hanya tersenyum sambil berkata siapa bilang saya ga sedih, ya kalo saya nangis masa didepan kalian dan saya gak mau berlarut2 karena masa depan anak saya ada ditangan saya, kalo saya sedih terus saya mikirin kenapa begini kenapa harus saya, lalu masa depan anak saya gimana, karena pondasi kekuatan anak saya ada di saya IBUNYA :-D

    Salam Semangat

    Mama N@z

  • @Sarie_aqilla salut sama bu dokter ini (saya juga baru tau ihik) mengorbankan karier demi masa depan anak, tapi hasilnya terbayar lunas ya mom :-D Alhamdullilah :-)

  • @ErningT waaahh ternyata aku ada temen.. kemana2 sendiri nyari info ya mbak. Karena biasanya suami taunya nyari duit. Jadilah ibu2 yg punya gawean datang kesana kemari demi anak..

    Salut buat mama naz..

    Iyaa terbayar lunaas mbaaak.. hahaha
    apalagi setelah sekarang hampir bisa menghafal bacaan2 sholat.
    Soalnya pertanggung jawabannya di akhirat nanti berat. Hehehehe..
    Marilah kita berjuang terus menghadapi #ABWowMomen selanjutnya nanti..

  • ABWowMomen, jadi sangat tertarik untuk ikut bergabung dalam cerita dan fakta.
    He..he..seperti berita ya. Pakai fakta segala.
    Tapi benar adanya, fakta itulah yang terjadi.
    Mbk Restu yang berkecimpung dan bergulat dalam dunia pendengaran, mampu mendengar dan merasa.
    Atau mama Sari dan mama Erning dan saya yg merupakan pelaku dan dalam cerita dan latar yang berbeda.
    Jadi seperti panggung sandiwara ya. Masing2 kita punya cerita, serupa tapi tidak sama lokasinya.
    Masing2 miris, dramatis, tapi...untuk akhirnya sama. Kita tersenyum, melihat celoteh anak2 kita...
    Ini bayaran terindah dari setiap pengorbanan dan tetes air mata kita.
    Segalanya akan indah pada waktuNya.
    Sangat yakin akan kebenaranNya.
    ABWowMomentku adalah ketika tahun 2000, pada masa itu Efrata terdiaknose Tuli.
    Masa itu blm ada istilah gangguan dengar, dokter hanya menyarankan untuk sekolah SLB.
    Kami di kota kecil Mojokerto, jgnkan alat pemeriksaan, info tentang ABD saja tidak ada. Apalagi implant. Kebayangkan masa2 tahun segitu.
    Syok, pasti. Stress, tentu. Dan tidak ada harapan menjadi polemik seorang ibu.
    Kasih dan cinta, membawa kesadaran untuk bangkit dari segala rasa dan keterpurukan.
    Informasi adalah hal pertama yg aku cari. Pergi ke rumah sakit di Surabaya, melakukan test di jakarta dan mencari para penderita yang sama.
    Segala informasi yg kami terima, kami lakukan. Mulai test di rumah sakit kecil, di desa, hingga ibu kota. Bahkan informasi lainpun kami juga jadikan pertimbangan dan telah pula kami jalani.
    Istilah kerennya dicombinasi.
    Dukun dan terapi, he..he...juga kami lalui.
    Mulai desa kecil, gunung, antar kota hingga antar pulau.
    Semua adalah proses ketika kami ingin mendapatkan harapan menjadi mukjizat.
    Ada pengorbanan, ada air mata namun juga ada harapan yang tersirat.
    Mengapa hanya tersirat...mgkin bertanya tanya ya.
    Info tentang CI, adalah sebuah harapan . ada pelaku, ada keberhasilan, tapi...di luar negeri.
    Dan......DANA.
    Itulah alasan mengapa hanya tersirat saja menjadi suatu harapan. Namun dari harapan inilah saya meyakinkan diri bahwa akan tiba waktunya bagi Effrata untuk mendapatkan kesempatan tersebut.
    Menunggu, adalah waktu dan proses.
    Pakai ABD, terapi mendengar, masuk siswa titipan adalah kegiatan yg kami lakukan untuk kemajuan Effrata.
    Segala hal ada waktuNya. Juga untuk Effrata.
    Usia sekolah, sekolah umum tdk menerima ( blm ada aturan sekolah inklusif )
    Dan....ini juga menjadi ABwowMomentku selanjutnya.
    Memasuki setiap SLB di desaku, kota Mojokerto, Surabaya, Jawa Tengah hingga Jakarta.
    Antara jarak, waktu, logika dan perasaan bercampur jadi satu.
    Begitu banyak perjuangan menekan rasa dan air mata, semua demi kasihku pada Effrata.
    Memutuskan memasukkan sekolah di Wonosoba, umur 4 tahun, jauh...jauh dengan jarak ratusan kilometer dan perjalanan yg jauh dan melelahkan.
    Sungguh, wow sekali....berperang dalam rasa sakit sebagai seorang ibu, berpisah dengan anak, tangis dan air mata juga kepedihan akan ketidakmampuan dan sejuta rasa yang sangat sakit.
    Sungguh wowwwwwwww....dan langkah itu harus kuambil, demi kasihku padanya.
    Dan, di rumah, di lingkungan sekitar, aku juga mendapatkan wow..yang juga sangat berat.
    Julukan ibu yang membuang anak, ibu yang tidak mau merawat anak, ibu yang tidak bertanggung jawab dan seambreg julukan yang sangat menyakitkan kuterima hingga kesempatan itu datang...
    "Mama, aku ingin bisa mendengar dan ingin dirumah bersama keluarga."
    Lima tahun setelah tinggal di Wonosobo, kalimat itu yang Effrata berikan padaku.
    Oh Tuhan....mama...begitu besar harapan anakku, begitu dalam kata2 nya masuk dalam rasaku.
    Dalam ketidaksiapan materi, dalam keterbatasan dana, dihadapan anakku langsung aku telp abdi. Dan....promo auria, dan promo rumah sakit..dan promo dari Tuhan...
    Menjadi kesempatan hidup ke dua bagi Effrata dan aku, ibunya.
    Juni akhir, 2 minggu sejak informasi itu aku dapatkan, saat liburan sekolah menjadi harapan yang terwujud.
    Kebahagiaan, kebanggaan, dan sejuta rasa dan semangat menjadi pendukung perjalanan kami menuju pulau dewata.
    Kami bergantung, kami berjuang dan dalam sejuta harapan akan kehidupan baru bagi kami dan Effrata.
    Proses Implant, di rumah sakit...di pulau dewata...menjadi proses wowmomentku selanjutnya...
    Menunggu waktu operasi begitu lama, dari pagi jam 7, hingga jam 7 malam..sampai diruang tunggu hanya tersisa kami saja.
    Kemudian kami dipanggil masuk kedalam ruang, dihadapkan pada semua team dokter dan team operasi, dalam nanar mata, logika dan perasaan bercampur...gemetar dan duh...Tuhan....apa yg terjadi.
    Hanya kata itu yg terpikir tanpa bisa terucap,
    Dan...mondini lah, yg kami terima.
    Effrata adalah kasus pertama di Indonesia, untuk kelainan ini. Wow sekali mama, disaat harapan yg kami miliki sedikit lg terwujud, ternyata kami masih harus melewati setahap proses lagi.
    Mondini adalah kelainan dengan tidak terbentuknya membran atau sekat antara telinga dan otak. Sehingga cairan otak bercampur, dan inilah yg menjadi kesulitan ketika proses operasi, karena cairan akan keluar dan jika terjadi banyak cairan yg keluar akan berbahaya pada otak.
    Hal ini untuk Effrata kemarin, berimbas tidak ada terdeteksi NRI. Jadi antara syaraf dan alat belum terkoneksi.
    Puji Tuhan, proses itu mendewasakan kami. Sampai2 tahun, adalah waktu bagiku menunggu hingga alatnya terkoneksi dengan syaraf.
    Aku, ibunya. Meski dalam keterpurukan, jatuh bangun dalam mental dan rasa, aku tetap berjuang dan tidak putus asa.
    Berulang kali ke pulau dewata, pemeriksaan ulang, dan test.
    Atau proses habilitasi ke surabaya, dari ojek, angkot, bis atau kereta. Dari pagi, siang, malam dan hujan, semua sudah terlewati.
    Atau dari senin hingga minggu, diantara kerja, ibu dan keluarga, menjadi prosesku untuk menjadi ibu yang luar biasa bagi anakku. Dan semua harus kujalani bersama Effrata. Dia Anugrah terindah bagi kami, dan Tuhan memberi yang luar biasa bagi kami.
    Semua proses yang kami lewati adalah wowmoment, hingga sekarang, Effrataku sudah remaja, sudah mandiri, sudah bersosialisasi, dan sudah memiliki harapan dan masa depannya sendiri.
    Segala sesuatu ada masanya, segala hal akan indah pada waktuNya.
    Aku yakin akan kebenaranNya, dan ini adalah untuk Effrata.
    Indah pada waktuNya, terbukti apa yang telah Effrata capai hingga hari ini.

    Oh ya, mom... Untuk mengenang dan mengingat semua perjuangan kami, sudah kupersembahkan sebuah buku untuk Effrata.
    Judulnya, HIDUPKU, DOA DAN HARAPAN.
    Harapanku, semoga dia bisa tahu dan mengerti betapa hidup harus diperjuangkan dan betapa dia sangat berarti bagi kami.
    Dan selanjutnya dia bisa menghargai arti hidup yg Tuhan anugerahkan baginya.

    Semangat momy....semangat ABWowMoment.

    Salam super.

  • AsriRAsriR admin
    edited Februari 2017

    Peluk jauh untuk mama mama hebat @Sarie_aqilla @ErningT @EstriS , luar biasa...

    Saya yang dasarnya "Pipi Tahu", alias gampang keluar airmata, langsung haru baca WowMoment di atas.

    Mama @Sarie_aqilla, yang memutuskan untuk jadi "dokter" keluarga, dan sanggup berdamai sama diri sendiri... Ini susah banget lho, move on dari mantan pacar mah ga ada apa-apa nya ya, Ma?

    Mama @ErningT, ngadepin LDM aja udah bikin mumet bingiits, kalo pake bahasa kekinian, "I feel you, Bund", masih juga ditambah perjuangan demi Naz, salut banget.

    dan Mama @EstriS , kayaknya saya salah pilih jam untuk baca WOWMoment nya Mama Efra, alhasil tengah malem tersedu-sedu haru. Terus semangat ya Mama Efra @EstriS... *sayakehabisankatakata

    Semoga kita semua selalu sehat dan semangat untuk terus jadi gudang Ilmunya anak-anak.

    Salam jauh...

  • Ketika membaca Wowmoment mama- mama di atas saya jadi flashback ke tahun 2009 tepatnya Agustus akhir, saat Bryan umurnya 3 th. Cerita yang hampir sama disaat mengetahui anak gangguan pendengaran ada emosi yg bercampur aduk dan khawatir akan masa depannya. Waktu di bali, CI masih langka dan aksesnya blm semudah sekarang Wowmoment buat saya setelah penantian dan proses yg panjang, Bryan berhasil melakukan Implan untuk satu telinganya. Waktu itulah kehidupan Bryan baru dimulai.....
    Wowmoment lagi saat melatihnya dengan penuh perjuangan karena Dia anak yang sangat aktif dan sulit untuk duduk tenang. Bryan juga tidak dapat memiup dan menyedot karena saraf motoriknya juga lemah...waktu trus berjalan dan semuanya membutuhkan peoses. Wowmoment juga saat Bryan memasuki usia sekolah. Tp saya bersyukur sebelum sekolah Bryan sudah saya latih membaca di rumah. Dan dia sangat terbantu dengan itu. Sampai sekarang dia sangat suka membaca. Bryan telah mengajari saya banyak hal. Tentang kesabaran, perjuangan dan komitmen... .

  • Love love love mama @EstriS .. peluk jauh

  • Halo Mama @Mama_Bryan ,

    Perjuangan luar biasa ya Ma, seneng banget Mama Bryan ada di tengah-tengah keluarga BEA biar bisa saling menyemangati.

    Peluk jauh ...

  • baca cerita cerita di atas itu mengaduk aduk emosi ya jalannya berliku liku ,berbeda beda untuk 1 tujuan yg sama hu hu hu peluk peluk semuanya

  • Haru biruuuu membaca #ABWowMoment mommies diatas..semuanya pasti melewati proses yg tidak mudah,butuh perjuangan&pengorbanan.Begitu jg dengan pengalaman kami,jd teringat dithn ke 2 setelah Naila terdeteksi gangguan pendengaran,perkembangan Naila belum banyak terlihat,akhirnya setelah dng banyak pertimbangan,kami memutuskan untuk hijrah kejakarta agar Naila bisa sekolah khusus mendengar dan terapi AVT dengan konsisten&efektif,mengingat dicilegon belum ada.Saat itu keluarga besar tidak mendukung,tp dengan berbagai cara kami terus memberi pengertian,kami ajak apabila ada acara dikomunitas mendengar,kami jg sempet soan kerumah bu @RinaJ kemudian bu Rina memberikan penjelasan&pengertian dan menceritakan bagaimana pengalamanya melatih Ramzi..trimakasih bu Rina..sampai akhirnya mereka mengerti bahwa langkah kami ini demi kemajuan perkembangan Naila untuk sampai bisa mendengar&berbicara layaknya anak normal.Akhirnya keluarga besar memberi restu.Tidak terasa 3 thn terlewati sudah,saya dan papahnya Naila berbagi tugas..sy meninggalkan semua aktifitas pekerjaan saya..sy fokus dngn Naila..saya,Naila dan kakaknya Naila dari senin-jumat tinggal dijakarta..di hari
    sabtu minggu baru ketemu papahnya yg harus ttp bekerja dicilegon..tentu prosesnya tidak mudah..banyak kendala,ujian,kesabaran dan lain2,jg butuh perjuangan&pengorbanan yg tidak sedikit..#ABWowMoment buat kami,Alhamdulillah,3 thn dijakarta,segala usaha yg kami jalani&lakukan sesuai apa yg kami harapkan,perkembangan mendengar&bicara Naila sangat pesat,Naila sudah bisa berkomunikasi 2 arah.Kemudaian jadwal sekolah khusus Naila jg berkurang,Naila jg berhasil mendapatkan sertifikat untuk bisa sekolah paralel ke sekolah umum.Trimakasih bu @SanW atas bimbinganya.Akhirnya kami memutuskan untuk pindah kembali kecilegon,dan mendaftar kesekolah umum dan Alhamdulillah Naila diterima disekolah dasar umum di cilegon..ini jg adalah #ABWowMoment buat kami..Salam berjuang

  • kalau baca perjuangan di atas, rasanya ikutan semangat... peluk jauh untuk mama mama semuanya :*

  • selamat siang ibu-ibu. #ABWowMoment saya adalah ketemu seorang ibu. 3 tahun yang lalu anaknya operasi jantung yang bocor saat usia sebulan. Minggu lalu beliau ketemu saya mau anaknya implan. Beliau bilang dulu waktu anaknya operasi jantung, dia gak tahu uangnya dari mana. Akhirnya ada yang bantuin.

    Sekarang dia berharap bisa operasi implan. Rencananya perusahaan suami mau bayar, tapi pengajuan sedang diproses dan belum tahu hasilnya. Beliau cuman bilang, anaknya harus mendengar dan beliau yakin anaknya akan mendengar.

    Yang bikin #ABWoWMoment, ibu ini cerita dengan penuh senyum.
    Saya bilang, "Bu kuat banget masih senyum terus ya."
    Si ibu bilang sambil senyum, "Air mata saya sudah habis. Yang penting saya terus berjuang supaya anak saya bisa mendengar"

    WOW

    Sampai saat ini proses pemeriksaan sedang berlangsung dan sesudah itu lanjut dengan pengajuan ke kantor suami. Mari doakan supaya beliau tetap kuat dan anaknya bisa mendapat anugrah mendengar yang diidam-idamkan.

    Amin

    Budi

  • Amien.
    Tetap semangat pak.
    Berbagi dalam solusi dan cerita yg menginspirasi.
    Juga berbagi doa...
    Indah bukan...

    Salam super
    Mama Efrata
  • amin bu, besok (kamis, 22 Mei 2017) akan dilakukan MRI dan CT Scan, semoga hasilnya akan sesuai harapan

  • Semoga senantiasa diberi kelancaran dan kesuksesan.
    Good job, pak Budi.
    Tetap semangat berjuang dan berkarya bersama kami ya..
    Memberi diri dan memberi hati, dengan tidak mempertimbangkan harga bagi diri sendiri.
    Tapi itulah yang selalu indah di mata kami.

    Salam super
  • Malam semuanya... Membaca #ABWowMomen dari semuanya sungguh memberikan inspirasi yang sangat berharga.. Sungguh perjuangan yang tidak gampang. Dan saya yaking semua orangtua yang disini juga patut mendapatkan predikat #ABWowParents... :)

    Pegalaman saya dan keluarga dengan Gwen telah saya tuangkan semuanya dalam buku I can (not) hear. Bagi yang telah membaca buku tersebut tentunya sudah tidak asing lagi tentang moment-moment naik turun saat membimbing Gwen ke dunia mendengar. Dari saat:

    • mulai terdeteksi dengan gangguan pendengaran sangat sangat berat hampir tanpa sisa pendengaran
    • pemasangan ABD
    • keputusan implan
    • pindah ke Sydney berdua Gwen, utk habilitasi Gwen sementara papa Gwen tetap di Jakarta untuk mencari nafkah dan support biaya kami berdua di Sydney
    • hiruk pikuk antara kebutuhan habilitasi Gwen dengan kuliah saya - pengaturan waktu antara Gwen dan kuliah.
    • CI Gwen yang rusak dan harus operasi ulang di Sydney.
    • dsb dsb

    Semua suka dan duka saya jalankan dengan sabar dan tabah. Hidup berdua dengan Gwen yang baru berusia 2 tahunan saat itu di negeri orang sangatlah tidak mudah... Untungnya disaat itu saya mendapatkan dukungan moril dari suami. Walaupun dia nya jauh dari sisi kami saat itu, tapi kepercayaan dan dukungan moril dan psikis yang ia berikan sangatlah besar artinya untuk saya. Dan ini juga membentuk karakter saya menjadi wanita yang berdikari dan percaya diri. Dan mudah-mudahan saya juga bisa menularkan 'positivity' tersebut kepada Gwen dan menjadikan ia individu yang 'stand out' despite his hearing impairment.

    Cheers,
    San San

Sign In or Register to comment.